Kamis, 07 April 2011

Arang Kulon Progo Tembus Pasar Turki

arang stik produksi Kecamatan Nanggulan, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, menembus pasar beberapa negara di Timur Tengah sebagai bahan baku pembakar tembakau rokok khas Arab, shisha.
Supriyanto warga Dukuh Donokerto, Desa Donomulyo, Kecamatan Nanggulan, Kulon Progo, salah satu pemilik pabrik penghasil arang stik itu, Ahad, mengatakan, produksi arangnya berhasil menembus pasar ekspor. Ia mengatakan selama empat tahun dirinya memproduksi arang stik yang panjangnya antara 10 hingga 30 cm untuk diekspor ke Turki.
“Diameter arang stik untuk shisa tidak boleh terlalu besar. Agar tidak patah, arang stik dikemas dalam kardus dengan kapasitas 30 hinga 35 kg per kardus saat dikirim ke Turki,” katanya.
Meski kualitas arangnya mampu menembus pasar ekspor hingga ke Turki, Supriyanto mengaku masih terkendala pada jumlah produk yang diminta pemesan. Seperti misalnya saat pelanggan meminta pasokan arang lima ton, dirinya hanya mampu memenuhi sekitar empat kuintal.
“Yang pasti kendalanya dalam kemampuan produksi. Dengan empat karyawan dan tiga buah tungku untuk pengolah arang, kami tidak mampu memenuhi banyaknya permintaan dari pembeli,” katanya.
Ia menjelaskan proses pembuatan arang stik jauh lebih sulit dibandingkan dengan pembuatan arang pada umumnya. “Perlu waktu sekitar satu bulan untuk mengumpulkan sisa-sisa limbah kayu di seputaran Kabupaten Kulon Progo, sebelum mulai membuat arang stik,” katanya.
Supriyanto mengatakan shisha atau yang dikenal dengan sebutan rokok Arab, tidak sebagaimana umumnya rokok. Sebab, untuk menikmati shisha dibutuhkan tabung kaca yang diisi air dan tembakau yang dibakar dengan arang jenis stik.
Menghisap tembakau di pipa shisha ini sudah menjadi kebudayaan bangsa Arab dan beberapa bangsa lain di Timur Tengah. “Arang stik yang digunakan untuk mendapatkan sensasi asap dalam beragam aroma dari shisha tersebut, di antaranya diimpor dari Indonesia,” katanya.

Wirausaha

Wirausaha adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis; mengumpulkan sumber dayasumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat dan mengambil keuntungan dalam rangka meraih sukses.

Kewirausahaan pada hakekatnya adalah sifat, ciri dan watak seseorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif.

Sedangkan yang dimaksudkan dengan seorang Wirausahawan adalah orang-orang yang memiliki kemampuan melihat dan menilai kesempatankesempatan bisnis; mengumpulkan sumber daya-sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat, mengambil keuntungan serta memiliki sifat, watak dan kemauan untuk mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif dalam rangka meraih sukses/meningkatkan pendapatan.

Intinya, seorang Wirausahawan adalah orang-orang yang memiliki jiwa Wirausaha dan mengaplikasikan hakekat Kewirausahaan dalam hidupnya.

Orang-orang yang memiliki kreativitas dan inovasi yang tinggi dalam hidupnya. Secara epistimologis, sebenarnya kewirausahaan hakikatnya adalah suatu kemampuan dalam berpikir kreatif dan berperilaku inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat dan kiat dalam menghadapi tantangan hidup. Seorang wirausahawan tidak hanya dapat berencana, berkata-kata tetapi juga berbuat, merealisasikan rencana-rencana dalam pikirannya ke dalam suatu tindakan yang berorientasi pada sukses. Maka dibutuhkan kreatifitas, yaitu pola pikir tentang sesuatu yang baru, serta inovasi, yaitu tindakan dalam melakukan sesuatu yang baru.

Beberapa konsep kewirausahaan seolah identik dengan kemampuan para wirausahawan dalam dunia usaha (business). Padahal, dalam kenyataannya, kewirausahaan tidak selalu identik dengan watak/ciri wirausahawan semata, karena sifat-sifat wirausahawan pun dimiliki oleh seorang yang bukan wirausahawan. Wirausaha mencakup semua aspek pekerjaan, baik karyawan swasta maupun pemerintahan (Soeparman Soemahamidjaja, 1980).

Wirausahawan adalah mereka yang melakukan upaya-upaya kreatif dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide, dan meramu sumber daya untuk menemukan peluang (opportunity) dan perbaikan (preparation) hidup (Prawirokusumo, 1997) Kewirausahaan (entrepreneurship) muncul apabila seseorang individu berani mengembangkan usaha-usaha dan ide-ide barunya. Proses kewirausahaan meliputi semua fungsi, aktivitas dan tindakan yang berhubungan dengan perolehan peluang dan penciptaan organisasi usaha (Suryana, 2001).